Cari Blog Ini

Translate

Kamis, 26 Februari 2015

berteman dengan sepi

Wahai saudaraku… Mujahadah adalah ajang untuk riyadhoh (latihan) juga merupakan tirakat batin yang harus dilakukan, akan tetapi apa yang harus dilatih? apakah mujahadah kita hanya sebatas lisan saja? Dan mengapa mujahadah kita masih belum berefek membuahkan akhlaqul karimah yang mana ending dari mujahadah itu sendiri adalah akhaqul karimah? “Fa-ifrodud Tauhidi Ba’da Fanaail Aghyar Huwa Haqqul Yaqiin” Maka yang dilatih pertama kali adalah mengosongkan jiwa, kalau dalam alam hikmah mengNOLkan jiwa, hati harus kosong, hati harus lepas dari kepentingan apapun, karena hati itu adalah tempatnya untuk ingat kepada ALLAH dan kalau hati ini sering dilatih maka otomatis hati akan tunduk dan menyadari dirinya tidak ada apa-apa, tidak ada kemampuan, tidak ada kekuatan. Karena hati harus menyadari bahwa dunia tidak bisa memberi manfaat dan tidak membahayakan (ini hakekat) karena yang bisa memberi manfaat, yang menciptakan bahaya atau tidak, yang menciptakan celaka atau selamat itu adalah ALLAH karena dunia seisinya adalah makhluk seperti kita. Tidak ada kemampuan, tidak ada kekuatan dan tidak ada hal-hal yang lain karena dunia seisinya, langit seisinya adalah senasib SEMUA ADALAH CIPTAAN, maka hati yang sadar dia tidak pernah takut dengan siapapun juga baik makhluk yang bernama rugi atau mencelakakan, maka orang yang hebat dia tidak pernah takut rugi maupun takut ditipu. INGAT ORANG YANG HEBAT DIA TIDAK PERNAH TAKUT DITIPU KARENA DUNIAPUN DICIPTAKAN UNTUK TIPUAN! “Wamal Hayaatud Dunya Laibun Wa Lahwun” (QS Muhammad : 36) Maka kalau sudah melangkah pasrahkan kepada ALLAH karena hakekatnya tidak ada yang bisa menipu kecuali sudah diskenario oleh ALLAH sebagai SANG PENCIPTA. Maka jangan takut ditipu karena kita hidup didunia ini semuanya adalah tipuan karena hartapun juga tipuan, berapa orang ingin kaya, setelah kaya malah tertipu dengan dunia. “Faidza 'Azamta Fatawakkal 'Alallah” (QS. Ali Imron: 159) Ingat…!!! innad dunya mal-unun (dunia itu dilaknat oleh ALLAH) maa fihaa (termasuk apa-apa yang ada didalamnya) illa dzikrullah (kecuali LILLAH BILLAH). Rasulullah Saw juga bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali dzikir kepada ALLAH.” (Al Hadits) Dan ingat…!!!  Sesungguhnya ALLAH menciptakan dunia, dan dunia itu dilaknat, maka orang yang hebat dia tidak pernah takut untuk ditipu karena langkah per langkah semuanya adalah tipuan-tipuan dunia, dan ranjau-ranjau dunia yang siap meledakkan manusia yang santun akan menjadi anarkis, saudara akan menjadi musuh karena dunia menipunya. Berapa orang menjadi lawan ketika bersama-sama berhubungan dengan dunia? Awas dunia penuh jebakan dan tipuan, keluarga akan menjadi musuh karena berebut warisan padahal sama-sama sedarah, kawan akan menjadi hancur karena dunia. “MAKA ORANG YANG HEBAT HATINYA TIDAK PERNAH TAKUT KEHILANGAN, KARENA DIA SADAR SEDANG BERJALAN DIATAS SKENARIONYA, SEHINGGA DALAM PANDANGAN BATINNYA SEMUA TIADA YANG BERMANFAAT DAN MENCELAKAKAN.” Penipu-penipu itupun karena skenario, koruptor-koruptor itupun karena skenario bahkan orang-orang yang jahatpun itu adalah skenario. Dari harta, keluarga, saudara, teman, uang, pekerjaan, yang sakit akan kelihangan kesehatan, satu per satu akan meninggalkan dirinya, bahkan kita akan kehilangan diri kita sendiri karena pada saat sakaratul maut jasad ini akan kita tinggal terkubur ditanah dan roh akan kembali berpulang kepadaNYA. Maka dia tidak pernah merasa takut kehilangan karena hakekat hidup didunia adalah perpisahan karena semuanya harus berakhir dengan perpisahan. Walaupun sifat basyariah takut kehilangan tapi batin harus lepas akan ketakutan, ketakutan ditipu, dan ternyata teman sejati kita adalah “SEPI”, ketika kita “SEPI” teman sejati itulah mengingatkan kita, menuntun kita ingat apa yang kita lakukan, ingat apa yang kita perbuat sehingga 10 tahun 20 tahun yang lampau dengan “SEPI” itulah akhirnya ingat dosa-dosa yang pernah kita buat. Saat itulah teman sejati mengingatkan kita dan menuntun menemukan jati diri kita yang sesungguhnya, diam merenung dikamar, dirumah, dikantor, dijalan tahu-tahu air mata lepas dari pelupuk mata karena “SEPI” menuntun kita untuk mengetahui dan mengenal segala kekurangan dan semua dosa yang pernah kita lakukan. “SEPI” ternyata mengingatkan kita dengan pengalaman-pengalaman yang kita lupakan, maka teman sejati adalah teman yang mengingatkan kita akan kesalahan dan dosa kita dan ternyata yang mengingatkan adalah “SEPI” itu sendiri karena ketika kita tidak berkhalwat tidak menemukan jati diri itu sendiri. Mengapa saya miskin… mengapa nasib saya seperti ini, akhirnya “SEPI” itu yang menuntun dan mengatakan itulah kasih sayang ALLAH, justru kemiskinan, kemelaratan, ujian itu bentuk kasih sayang ALLAH sehingga “SEPI” itu membuat hati ridho kepadaNYA. INGAT…!!! TEMAN SEJATI ADALAH “SEPI” DAN ORANG HEBAT BERTEMAN PASTI DENGAN “SEPI”! Ketika dengan “SEPI” kita tertuntun dan terbimbing semuanya tidak ada, akupun akan tiada, hidup pun akan tiada, kekayaan inipun akan tiada karena akan kami tinggal akhirnya dia merasa tiada yang wujud (ada) kecuali ALLAH, inilah sejatinya teman SELAIN “SEPI” itu sendiri. Dengan penuh kerendahan ditemani oleh “SEPI” dan dimasukkan kedalam hati pasti akan mengenal kehidupan dan jati diri kita…. INGAT setelah mengenal dan berteman dengan “SEPI” maka cari teman yang lebih sejati lagi. Lihat apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, Beliau Berkhalwat (menyepi) selama 40 hari, banyak merenung karena “SEPI” itulah teman sejati, akan tetapi masih ada teman yang lebih hebat DARIPADA “SEPI” ITU SENDIRI dan ternyata “KETIADAAN” itulah teman yang lebih sejati, karena semua kehidupan bukanlah milik kita melainkan milik SANG PENCIPTA. Maka wahai saudaraku… Belajarlah untuk merenung didalam “SEPI”, walaupun itu 10 menit, bila perlu dalam pososi tenang, berdiri, bahkan berbaring. Renungkan kehidupan kita, sebentar lagi kita akan kemana? Ternyata kita akan dijemput paksa oleh Izroil, alangkah…. ketika kita pulang tidak mempunyai bekal untuk kehidupan disana, yang akhirnya kita pulang dengan tangan hampa. Kalau sudah demikian kita akan tersesat dijalan, maka cari teman “SEPI” walaupun sehari semalam hanya 10 menit, apalagi sambil bermujahadah dengan membaca doa sholawat: “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH.” Ketika kaya, pangkat, mula, atau sebaliknya itu bukanlah milik kita, melainkan semua adalah SKENARIONYA. Ketika mengalami ujian itu adalah bentuk kasih sayang dari SANG PENCIPTA, karena semua adalah permainan dunia, sebab kita harus pulang kembali kepadaNYA. Secepat inikah kita akan pulang, padahal kita sudah beranjak usia 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun mungkin kita akan terlambat apabila kita diam. Saudaraku… Umur manusia sangat terbatas, kita tidak tahu sebentar lagi akan pulang, padahal perjuangan seperti ini dan kami hanya memohon dan mengharap ada generasi penerus perjuangan yang agung ini yaitu penerus-penerus yang santun, penerus-penerus yang senantiasa berteman dengan “SEPI”, yang artinya senantiasa bermujahadah, hatinya “SEPI” dihadapan ALLAH dan merasa tiada. Padahal umat jiwanya menjerit, rohnya menanti pejuang-pejuang FAFIRRU ILALLOH yang tulus, yang dituntun gerak-gerik dan lisannya serta hatinya yang senantiasa dituntun oleh guru pembimbing rohani. MAKA “SEPI” JADIKAN TEMAN SEJATI, WALAUPUN ITU 10 MENIT HARUS DIPAKSA! Ingat dunia itu tipuan, orang yang nampaknya menolong itu tipuan, yang tidak pernah menipu adalah ALLAH, yang tidak pernah menipu adalah Rasulullah Saw. Maka lepas hati kita supaya tidak gundah gulana… Jangan takut celaka karena didunia ujungnya harus celaka, karena roh dengan jasad harus dipaksa untuk berpisah yang sakitnya lebih parah daripada 300 sabetan pedang. Rela, pasrahkan kepada ALLAH, dan NOL kan semua, kita punya ALLAH, kita punya Rasulullah Saw, pegang erat-erat. Ingat…!!!  Hidup hanya sementara, sebentar lagi kita akan pulang meneruskan perjalanan yang selama-lamanya tidak ada batas dan inilah yang kita renungkan. Berteman dengan “SEPI” kita akan menemukan jati diri, ketika menemukan jati diri bahwa kita tiada arti,  hidup ini tiada, yang ada hanya ALLAH Sang Pencipta. Oleh karena itu wahai saudaraku…. Mari kita berlatih untuk berkhalwat karena dengan berkhalwat kita akan menemukan teman sejati yaitu “SEPI” yang akhirnya menuntun kita sehingga menyadari bahwa semuanya tiada bahkan diri inipun tiada karena kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah indonesia akan menjadi pusat peradaban

roufurrohim

bissmillah